Selasa, 24 Mei 2011

3 Bulan Tidak Mampu Memandang Wajah Suami


Perkawinan itu telah berjalan 4 tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailaj kanan kiri berbisik
bisik: ” kok belum punya anak juga ya?”. Dari berbisik bisik, akhirnya menjadi berisik. Tanpa sepengetahuan siapapun, suami istri itu
pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaan. Hasil Lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita
yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti peluang
baginya untuk hamil dan mempunyai anak.
Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan : inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan :
alhamdulillah. Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil Lab dan sama sekali tidak memberitahukan istrinya
dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki laki.
Sang suami berkata kepada sang dokter:” saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi tolong, nanti anda jelaskan
kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa apa. Kontan saja sang dokter menolak dan terheran
heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah
tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.
Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri
ia memasuki ruang dokter. maka sang dokter membuka aplop hasil lab,”… Ooooh, bapak yang mandul, sementara istri bapak tidak ada
masalah, dan tidak ada harapan bagi bapak untuk sembuh.
Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata : inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah
sesorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah Swt. Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun
pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.
Lima tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik detik yang sangat
menegangkan, dimana sang istri berkata kepada suaminya: ” Wahai suamiku, saya telah bersabar selama sembilan tahun, saya tahan tahan
untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:” betapa baik dan shalihahnya sang istri itu yang
terus setia mendampingi suaminya selama sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”.
Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan
lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak anakku, menimangnya dan mengasuhnya.
Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata:” istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita
mesti….,mesti…. dan mesti…”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di hadapannya. Akhirnya sang istri berkata
:” OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, tidak lebih”. Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga
Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya. Beberapa hari kemudian, tiba tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab
mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal. Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah
memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya:” semua ini gara gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku
seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi,
saya akan…saya akan…”.
Sang istri pun bed rest dirumah sakit. Disaat yang genting itu, tiba tiba suaminya berkata:” Maaf, saya ada tugas keluar negeri dan
saya berharap semoga engkau baik baik saja”. Haah, pergi?”. Kata sang istri.” Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari
donatur ginjal, semoga dapat”. kata sang suami.
Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi
pemasangan ginjal dari sang donatur. Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya:” suami apaan dia itu,
istrinya dioperasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”. Operasi berhasil dengan sangat baik.
Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda tanda orang yang kelelahan.
Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak lain melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk
istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapapun selain dokter yang dipesanya agar menutup rapat rahasia tersebut.
Dan subhanallah….Setelah sembilan bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut.
keluarga besar dan para tetangga. Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3 nya di
sebuah fakultas Syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan
Al Quran dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim. Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa
menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku
harian tersebut, membuka bukanya, dan membacanya. Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah
tangganya. Ia menangis meraung raung, Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi jadinya, ia berkali kali mengulang
permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas sura telepon istrinya dengan menangis pula.
Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara
dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangya sama sekali.
Saya tidak akan menyimpulkan tentang kisah ini. Semoga rekan rekan semua dapat mengambil hikmah dari kisah diatas.
Amin





Sumber : http://pejuangikhlas.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar