Selasa, 31 Mei 2011

Latar belakang periwayat hadist

Tingkatan periwayat hadist , Ulama membagi periwayat pada tiga tingkatan :

1. Tingkat Sahabat
2. Tingkat Tabiin
3. tingkat Atba'ut tabiin

Kemudian membagi Ulama akan tiap-tiap tingkatan ini ke beberapa tingkatan lagi agar dapat membedakan antara rawi yang sama nama nya, hadist-hadist Mursal & Munqoti.

  Definisi sahabat pada istilah Ulama hadist yaitu orang yang pernah bertemu Nabi dalam ke adaan Muslim & meninggal dalam ke adaan Islam.
  tidak termasuk sahabat yang pernah bertemu Nabi dalam ke adaan Kafir karena itu musuh Nabi, juga tidak termasuk sahabat orang yang pernah satu masa dengan Rasul & beriman tapi tidak pernah bertemu Nabi seperti Raja Najasyi, & ini juga bukan di nama kan sahabat orang yang berislam & pernah bertemu Nabi tapi kemudian Murtad lalu meninggal dalam ke adaan ke Murtadan nya seperti Ubaidillah bin Jahsyin.

Sahabat dapat dikenali dengan salah satu dari lima perkara dibawah ini :

1. Tawattur seperti Khalifah yang Empat & sepuluh orang yang sudah diberi habar gembira dengan surga.

2. Mashur & sudah Istifodah (tersebar) tapi tdak sampai batasan Tawattur seperti Dhomam ibn tsa'labah & Ukasah bin Muhson beliau termasuk tujuh puluh orang akan masuk surga tanpa hisab.

3. Sahabat lain mengatakan Ia sahabat karena memenuhi definisi sahabat.

4. Perkataan tabiin yang Siqoh bahwa beliau termasuk golongan sahabat.

5. Adanya pengakuan pada masa Nabi yang bersifat adil bahwa Ia sahabat, karena orang yang adil tidak mungkin berdusta.

       Seluruh Sahabat itu adil, dalil nya terdapat di dalam Al-qur'an, Sunah & Ijma'.
Adapun dalil dari Al-qur'an itu banyak di antara nya " kuntum khoiru ummatin ukhrijati lin nassi (Ali imron : 10 ) Artinya :




Dalil sahabat itu adil juga banyak di sunnah di antara nya " La tasubbu ashabi , pawallaji nafsi biyadih , lau anfaqo ahadukum misla uhudi zahaban, ma adroka mudda ahadihim wa la nasifahu"
Artinya : jangan kalian caci maki sahabat ku, demi Allah yang diri ku di dalam genggaman nya, seandai nya kalian bersodaqoh emas sebanyak gunung uhud, tidak akan sama sodaqoh emas kalian dengan sodaqoh satu mud & bahkan tidak menyamai setengah mud sodaqoh sahabat.

Adapun dalil dari Ijma' " Mehikayatkan ibn Abdul Bar pada kitab Isti'ab fi ma'rifatil ashabi, bahwa Ulama ahlu sunnah wal jamaah sepakat bahwa seluruh sahabat itu adil.


SAHABAT YANG PALING BANYAK MERIWATAKAN HADIST
Sahabat yang meriwatkan lebih dari seribu hadist itu ada enam orang :
1. Abu hurairah meriwayatkan hadist sebanyak 5374
2. Abdullah bin Umar smeriwayatkan hadist sebanyak 2630
3. Anas bin Malik meriwayatkan hadist sebanyak 2286
4. Aisyah binti Abu bakarsiddiq meriwayatkan hadist sebanyak 2210
5. Abdullah bin Abbas meriwayatkan hadist sebanyak 1660
6. Jabir bin Abdullah meriwayatkan hadist sebanyak 1540
   menambah Ulama Irak atas yang Enam yaitu Abu said Al khudri yang meriwayatkan hadist
   sebanyak 1170 hadist.

Abu hurairah lah yang paling banyak meriwayatkan hadist , karna ada hadist dalam kitab Bukhori Muslim " qultu ya rasullah : inni asma'u minka hadistan kasiran ansa'ahu,qola : a'busthu rida'aka pabasattuhu fagorifa biyadaihi, tsuma qola : dhummahu, pama nasitu syai'an ba'du .
 Artinya : Abu hurairah berkata kepada Rasulullah saya banyak mendengar hadist dari engkau tapi saya lupa, lalu di jawab Rasulullah : hamparkan selendang mu (Abu hurairah), lalu Abu hurairah menghamparkan selendangnya & nabi seolah-olah mengambil hadist dengan dua tangannya kemudian di letakkan di selendang Abu hurairah, kemudian nabi bersabda : rapatkan ini selendang ke dadamu , maka setelah peristiwa itu Abu hurairah tidak pernah melupakan satu hadist pun.

SAHABAT YANG PALING BANYAK MEMBERIKAN FATWA
1.Umar bin Khottob
2.Ali bin Abi Tholib
3.Abdullah bin Umar
4.Abdullah bin Abbas
5.Abdullah bin Mas'ud
6.Zaid bin Tsabit
7.Aisyah binti Abu Bakar Siddiq

Yang paling banyak memberikan fatwa diantara 7 yang diatas adalah Abdullah bin Abbas,Beliau diberi gelar bahar (lautan ilmu).nabi pernah mendoakan beliau dengan doa:
"Allahumma allimhu alkitaba".
dalam riwayat lain:"Allahumma paqqihhu piddin wa allimhu atta'wila".
dalam riwayat lain lagi :"Allahummma allimhu alhikmata wa ta'wilal kitab".

SAHABAT YANG DIBERI GELAR UBADILAH 
Ini gelar bagi 4 orang sahabat  yang nama mereka dimulai dengan Abdullah.
1.Abdullah bin Abbas
2.Abdullah bin Umar
3.Abdullah bin Zubair
4.Abdullah bin Amar bib Al ash

Apabila mereka sepakat atas suatu perkara  maka pendapat itu dinamakan pendapat UBADILAH,menurut ulama hadist gelar ini tidak diberikan kcuali kepada mereka ber 4.

SAHABAT YANG BANYAK DIIKUTI PENDAPATNYA  
1.Abdullah bin Abbas
2.Abdullah bin Mas'ud
3.Zaid bin Tsabit 

SAHABAT YANG DIBERI KABAR GEMBIRA MASUK SURGA
  Ada 10 sahabat :
1.Abu Bakar Siddiq
2.Umar bin  Khottob
3.Usman bin Affan
4.Ali bin Abi Tholib
5.Saad bin Abi Waqos
6.Said bin Zaid
7.Tolhah bin Ubaidillah
8.Zubair bin Awwam
9.Abdurrahman bin Aup

 Berbeda pendapat ulama pada membatasi tingkatan sahabat dengan patokan terdahulunya masuk islam atau berhijrah.
 Maka membatasi Hakim Abu Abdillah didalam ilmu hadist pada 12 tingkatan.
1.golongan yang masuk islam dimekkah
2.sahabat Darinnudwah
3.orang yang berhijrah ke Habasyah
4.sahabat aqobatil ula
5.sahabat aqobatil saniyah
6.permulaan orang yang berhijrah dan sempat mendirikan mesjid Quba
7.orang yang ikut pada perang badar
8.orang yang berhijrah antara badar dan hudaibiyah
9.orang yang hadir pada bai'atur ridwan
10.orang yang berhijrah antara hudaibiyah dan fathu mekkah
11.orang yang berislam pada fathu mekkah
12.anak-anak yang pernah melihat Rasullulah

Membuat batasan ibnu Saad pada fathu mekkah (penaklukan kota mekkah) dan pada haji wada akan 5 tingkatan sahabat:
1.yang ikut perang badar
2.orang yang berislam pada awal-awal islam dan ikut berhijrah ke Habasyah dan masa sesudahnya
3. orang yang menyaksikan peperangan khondak dan masa sesudahnya
4.0rang yang berislam pada fathu mekkah dan masa sesudahnya
5.anak-anak yang tidak ikut berperang

Membuat batasan selain Hakim dan selain Ibnu Saad lebih dari 12 tingkatan.

SAHABAT YANG TERAHIR MENINGGAL
Sepakat ulama sahabat yang paling ahir meninggal Abu Thupayil Amir bin Wai'lah Al lai'tsi,dengan sebab wafatnya beliau maka tidak tertinggal lagi sahabat dipermukaan bumi.Meriwayatkan Muslim dari Abu Thupayil  :"Ro'aitu Rasullullah wa ma ala wajhil ardhi rojulun ro'ahu goiri.
Artinya :"aku pernah melihat Rasullulah  dan tidak ada lagi dipermukaan bumi seorang laki-laki yang pernah melihat Rasullullah selain aku".
 Berbeda pendapat ulama pada tahun meninggalnya Abu Thupayil,ada yang mengatakan tahun 100 dari hijriyah, 102 hijriyah,107 hijriyah dan 110 hijriyah.Mentashih Azzahabi didalam kitab Wafayat bahwa Abu Thupayil meninggal tahun 110 hijriyah karna ada riwayat dari Wahab bin Jarir bin Hajim dari bapa beliau:
"kuntu bi makkah sanata asyara wa mi'atin,paro'aitu  janajah,pasa'altu anha?paqolu: haja Abu Thupayil".
Artinya :"aku berada dimekkah tahun 110 hijriyah,aku melihat ada sekelompok orang membawa tanduan mayyit,maka aku bertanya siapa itu? lalu mereka menjawab ini Abu Thupayil".
 Berbeda pendapat ulama pada sahabat terahir yang meninggal sebelum Abu Thupayil kalau dihubungkan dengan negri dan daerah :

  Madinah : Mahmud bin robi'  meninggal pada umur 99 tahun.
  Bashroh : Anas bin Malik  meninggal pada umur 93 tahun.
  Kupah   : Amar bin Haris meninggal pada umur 98 tahun.
  Syam     : Abdullah bin Basar al mazini meninggal pada umur 96 tahun.
  Damasqus : Wasilah bin Al asqo' Al laitsi meninggal pada umur 86 tahun.
  Jazirah letaknya antara dajlah dan pirat : Al arasi bin Umairah Al kindi.
  Kudus    : Abu Abi Abdillah bin ummi haram.
  Mesir     : Abdullah bin haris bin juz'in azzubari meninggal pada umur 89 tahun.
  Yamamah : Al harmas bin Ziyad Albahili meninggal pada umur 102 tahun.
  Barqoh   : Ruwaifi' bin Tsabit Al Anshori meninggal pada umur 56 tahun,beliau seorang raja yang menggantikan Musallamah bin Mukhollid dan qubur beliau sangat terkenal.
  Badiyah  : Salmah bin Al Akwa' Al aslami meninggal pada umur 74 tahun.
  khurasan : Baridah bin Hashib bin Abdullah Al Aslami meninggal pada umur 63 tahun.
  Rakhoj   :  Al ada' bin Kholid bin Hauzah Al Amiri.
  Ashbahan : Annabigoh Ajja'di Qois bin Abdullah.
  Thoif      : Abdullah bin Abbas meninggal pada umur 68 tahun.

KITAB-KITAB TENTANG SAHABAT 
Banyak sekali ulama mengarang kitab-kitab tentang sahabat di antaranya :
1.Ma'rifatu Sahabat karangan Abu Hatim bin Hibban Al Bisti
2.Ma'rifatu Sahabt karangan Abdullah bin Mundah
3.Asasi Sahabat karangan Abu Abdullah Al Bukhori
4.Assahabat karangan Abi Nua'yim Al Ashbihani
5.Al Istia'b karangan Ibnu Abdul Bar
6.Ma'rifatu Sahabat karangan Abi Nua'yim Al Askari,penyusunan kitab ini tidak sesuai dengan hurup hijaiyah.
7.Asadul Goyah karangan Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Al Atsir Ajjazari,kitab ini merupakan kesimpulan antara kitab Ma'rifatu sahabat karangan Ibnu Mundah,kitab Assahabat karangan Abi Nua'yim Al Ashbihani dan kitab Al Istia'b karangan Ibnu Abdul Bar.
8.Al Ishobah Pi Tamyiji Sahabat karangan Hafiz Ibnu Hajar 
9.Ainul Ishobah karangan Suyuthi

  Sampai disini pembahasan tentang sahabat kita masuki pembahasan selanjutnya tentang tingkatan tabi'in dipertemuan selanjutnya.
 Salah khilaf mohon maaf.


Minggu, 29 Mei 2011

Kisah Seorang Gadis Sholehah Bernama Bar'ah (Renungan)




Ini adalah kisah gadis berumur 10 tahun bernama Bar`ah, yang orangtuanya dokter dan telah pindah ke Arab Saudi untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Pada usia ini, Bar `ah menghafal seluruh Al Qur’an dengan tajweed, dia sangat cerdas dan gurunya mengatakan bahwa dia sudah maju untuk anak seusianya. Keluarganya kecil dan berkomitmen untuk Islam dan ajaran-ajarannya … . hingga suatu hari ibunya mulai merasa sakit perut yang parah dan setelah beberapa kali diperiksakan diketahuilah ibu bar’ah menderita kanker, dan kanker ini sudah dalam keadaan stadium akhir/kronis.
Ibu bar’ah berfikir untuk memberitahu putrinya, terutama jika ia terbangun suatu hari dan tidak menemukan ibunya di sampingnya … dan inilah ucapan ibu bar’ah kepadanya “Bar`ah aku akan pergi ke surga di depan Anda, tapi aku ingin kamu selalu membaca Al-Quran dan menghafalkannya setiap hari karena Ia akan menjadi pelindungmu kelak.. “
Gadis kecil itu tidak benar-benar mengerti apa yang ibunya berusaha beritahukan, Tapi dia mulai merasakan perubahan keadaan ibunya, terutama ketika ia mulai dipindahkan ke rumah sakit untuk waktu yang lama. Gadis kecil ini menggunakan waktu sepulang sekolahnya untuk menjenguk ibunya ke rumah sakit dan membaca Quran untuk ibunya sampai malam sampai ayahnya datang dan membawanya pulang.
Suatu hari pihak rumah sakit memberitahu ayah bar’ah bahwa kondisi istrinya itu sangat buruk dan ia perlu datang secepat dia bisa melalui telepon, sehingga ayah bar’ah menjemput Bar `ah dari sekolah dan menuju ke rumah sakit. Ketika mereka tiba di depan rumah sakit ia memintanya untuk tinggal di mobil … sehingga ia tidak akan shock jika ibunya meninggal dunia.
Ayah keluar dari mobilnya, dengan penuh air mata di matanya, ia menyeberang jalan untuk masuk rumah sakit, tapi tiba-tiba datang sebuah mobil melaju kencang dan menabrak ayah bar’ah dan ia meninggal seketika di depan putrinya itu…tak terbayangkan ..tangis gadis kecil ini pada saat itu…!

Tragedi Bar `ah belum selesai sampai di sini… berita kematian ayahnya yang disembunyikan dari ibu bar’ah yang masih opname di rumah sakit, namun setelah lima hari semenjak kematian suaminya akhirnya ibu bar’ah meninggal dunia juga. Dan kini gadis kecil ini sendirian tanpa kedua orangtuanya , dan oleh orangtua teman-teman sekolah bar’ah memutuskan untuk mencarikan kerabatnya di Mesir, sehingga kerabatnya bisa merawatnya.
Tak berapa lama tinggal di mesir gadis kecil Bar `ah mulai mengalami nyeri mirip dengan ibunya dan oleh keluarganya ia lalu diperiksakan , dan setelah beberapa kali tes di dapati bar’ah juga mengidap kanker … tapi sungguh mencengangkan kala ia di beritahu kalau ia menderita kanker….inilah perkataan bar’ah kala itu: “Alhamdulillah, sekarang aku akan bertemu dengan kedua orang tua saya.”
Semua teman-teman dan keluarga terkejut. Gadis kecil ini sedang menghadapi musibah yang bertubi-tubi dan dia tetap sabar dan ikhlas dengan apa yang ditetapkan Allah untuknya!…..Subhanallah

Orang-orang mulai mendengar tentang Bar `ah dan ceritanya, dan Saudi memutuskan untuk mengurusnya … ia mengirimnya ke Inggris untuk pengobatan penyakit ini.
Salah satu saluran TV Islam (Al Hafiz ) mendapat kontak dengan gadis kecil ini dan memintanya untuk membaca Quran … dan ini adalah suara yang indah yang di lantunkan oleh bar’ah …


http://www.youtube.com/watch?v=GSCNz...yer_detailpage


sumber : kaskus

Kisah se orang anak & sang Ibu


Konon pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.

Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.

"Bu, kita sudah sampai",kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia tega melakukannya.

Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata:"Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang.

"Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan".

Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang. 


Lama kemudian, si anak tumbuh menjadi remaja dan bertanya-tanya, mengapa wanita sering menangis ??. Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. “Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?” Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, “Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama :
1.Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

2. Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

3. Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

4. Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

5. Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.




  



" Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu jika beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga ".












Sumber : kaskus

Indah pada waktu nya

Terkadang kita meminta pada Tuhan setangkai bunga yang indah,
akan tetapi Tuhan memberikan kaktus yang berduri
Di saat lain kita meminta kepada Tuhan kupu-kupu,
akan tetapi Tuhan memberikan seekor ulat

Kita menjadi sedih,
kecewa,
bahkan “MARAH”

Namun kemudian kaktus itu berbunga indah sekali,
dan ulat itupun menjadi kupu-kupu yang cantik

Itulah jalan Tuhan
“Indah pada waktunya-Nya”

Tuhan tidak memberikan apa yang kita “harap”kan
tapi Tuhan berikan apa yang kita butuhkan

Kadang kita sedih,
kecewa,
terluka,
berburuk sangka,

Tapi ternyata jauh di atas segalanya
Tuhan sedang merangkai yang terbaik
dalam kehidupan kita
agar kita belajar untuk
Ikhlas dan Sabar

Ketika Tuhan Menjatuhkan Uang dan Batu

Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSqqRxLO_JNHGIOTeoM9DLAUYQ7F-ZRUMQQRL_oPycViUJa9h9pgYQChsHtG3-HGfGgUSblx480zNo_4RKCjQUzAl-yyoFg1jq-Uohsi8YI1zE3TW916AcTr9uoXpa4AQfyoAu4mM1WgU/s1600/bangunan.jpg
Pekerja itu berteriak-teriak tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.
Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada dibawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya.
Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun memperoleh hasil yg sama.
Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.
Tuhan kadang-kadang menggunakan pengalaman-pengalaman yang menyakitkan untuk membuat kita menengadah kepada-Nya.
Seringkali Tuhan memberi berkat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Karena itu memang lebih tepat jika Tuhan menjatuhkan “batu” kepada kita.





Sumber : http://www.beritaunik.net/

Sabtu, 28 Mei 2011

Do'a seorang ayah

Tuhanku…
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya.
Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan. Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang Putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.




Tuhanku…
Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak.
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan
Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.
Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.
Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.
Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah namun tak pernah melupakan masa lampau.
Dan, setelah semua menjadi miliknya… Berikan dia cukup Kejenakaan sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh namun tetap mampu menikmati hidupnya.

Tuhanku…
Berilah ia kerendahan hati… Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki…
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna…
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata “hidupku tidaklah sia-sia”


Pada masa Perang Dunia Kedua, tepatnya bulan Mei 1952, seorang jenderal kenamaan, Douglas Mac Arthur, menulis sebuah puisi untuk putra tercintanya yang saat itu baru berusia 14 tahun. Puisi tersebut mencerminkan harapan seorang ayah kepada anaknya.
Puisi yang ditulis oleh Jenderal Douglas MacArthur tersebut merupakan sebuah puisi yang luar biasa. Puisi itu adalah sebuah cermin seorang ayah yang mengharapkan anaknya kelak mampu menjadi manusia yang ber-Tuhan sekaligus mampu menjadi manusia yang tegar, tidak cengeng, tidak manja, dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.



macarthur
Douglas Mac Arthur

Sumber : google

Qowa'idul fiqhiyyah




Dalam kesempatan ini ana akan berusaha sedikit-demi sedikit ( insya allah ) menukilkan " qaidah syariyyah yang telah digoreskan oleh ulama' dari generasi salafus sholeh terdahulu ataupun sekarang,

sehingga kita semakin mengenal akan qaidah-qaidah syar'iiyah yang di atasnya di bangun agama ini serta dalam istimbat hukum, dan mempermudah bagi kita untuk memahami agama ini ( isnya ALLAH ), & kitapun beragama dengan qaidah dan ilmu karena makna ilmu mengetahui kebenaran dengan dalilnya

bukan hanya sekedar akal-akalan & memperturutkan hawa nafsu ,
Seandainya agama ini dengan akal-akalan sungguh kalau kita kentut yang dibasuh itu pantat bukan kita harus berwudu tapi tidak lah demikian .
bagi siapun pembaca yang ingin berpartisipasi dalam tread ini fal yatafadhal ( di persilahkan ) , namun ana harapkan untuk tidak memperpanjang dalam berdiskusi masalah-masalah lainya karena tread ini sengaja ana kemukakan disini untuk mengemukakan qoidah fiqih bukan memperdebatkanya namun untuk menambah


Makna al qowai'd

Arti Secara bahasa :

Kata :"qawa'id" sebagaimana dijelaskan oleh ahlul ilmi " dia adalah jama dari kata"qaidah " dan maknanya adalah : apa-apa yang dibangun diatasnya sesuatu yang lain ( lihat pawaidul janiyah hal : 85 )
Arti Secara Istilah:

Untuk itu berkata ahlul ilmi adapun qaidah secara istilah syar'ii adalah : perkara yang menyeluruh ( universal ) yang di kembalikan kepadanya cabang-cabang yang banyak.Dan berkata sebagian yang lain : qoidah adakah perkara yang menyeluruh dikembalikan kepadanya cabang-cabang yang banyak,

maka dari uraian tersebut bahwasanya makna qaidah adalah : sebuah ungkapan yang terdiri dari beberapa kata akan tetapi masuk didalamnya pembahasan yang luas, karena sesunggunya pembahasan inti dari qaidah adalah untuk mengumpulkan cabang-cabang yang berbeda-beda.

Makna fiqh

Secara bahasa : mengerti, memahami, pemahaman maka jika dikatakan :
artinya : memahamkannya / mengajarkan dan mengigatkannya , pegetahuan & pengertian & kepandaian)

adapun mana fiqh secara istilahi adalah : mengetahui hukum-hukum syari'at serta cabangya dengan dalil dari kitab dan sunnah dan ijma' serta qiyas yang shohih.

Qoidah piqih itu banyak ana disini ngebahas Cuma sebagian kecilnya.

ALWILAYATUL KHOSSOH AQWA MINAL WILAYATIL AMMAH
(kekusaan yang khusus lebih kuat dari kekuasaan umum)

Misalnya:tidak boleh  qodi(kekuasaan umum) jadi wali nikah dengan adanya bapa dan kakek(kekuasaan khusus).
Seandainya seorang wanita meminta perwalian kepada qodi untuk menikahkannya dengan laki2 yang bukan sekupu maka tidak shah nikahnya tapi jika yang jadi wali wanita itu ayahnya sendiri walaupun tidak sekupu asalkan wanita  itu rido maka shah nikahnya.
Seandainnya  bapa wanita itu berwasiat yang mengawinkan anaknya nanti walinya tuan qodi bukan keluarganya maka wasiat itu tidak boleh dilaksanakan.
MARTABAT KEWILAYAHAN(KEKUASAAN) (4):
1.ULYA(tinggi)  seperti ayah dan kakek.
2.SUFLA(rendah) seperti wakil dengan ijin orang yang mewakilkan
3.WASIAT kalau terpenuhi syaratnya.
syaratnya:mukallaf,merdeka,adil dan dapat melakukan apa yang diwasiatkan.
maka tidak shah wasiat bagi orang yang tidak dapat melakukan apa yang diwasiatkan karna bodoh atau sakit.
4.pengurus waqof.
  
   kesimpulannya syariat menyerahkan wewenang  kepada ayah dan kakek karna sempurna kasih sayang mereka
LA IBROTA BIZHONNIL BAYYINI KHOTO"UHU
(tidak bisa dijadikan patokan dengan sangka kuat jika perkara itu jelas salahnya)

 misalnya seandainya sholat seseorang dengan ijtihad pada waktu atau qiblat atau air,kemudian jelas salah ijtihadnya seperti menyangka seseorang sudah masuk waktu shalat lalu ia shalat kemudian jelas waku shalat belum masuk,maka shalat itu jadi shalat sunat mutlak dan ia mengulangi shalat pardunya.
  misal lain seseorang menyangka air untuk berwudu itu suci lalu ia berwudu kemudian jelas air wudunya itu najis maka ia wajib meulangi wudunya dengan air yang ia yakini suci.
  seandainya anak menjual tanah ibunya diam2 ( hukum jual belinya tidak shah) tapi pada saat ia menjual tanah itu,ibunya meninggal dan  itu jadi warisan baginya maka shah jual beli tanah itu walaupun ia belum tau ibunya meninggal.masih banyak lagi misal-misal lain.
hal-hal yang  terkecuali dari ini qoidah:
 seandainya seseorang shalat berjamaah dan  menyangka imamnya itu suci dari hadas kecil dan besar,ternyata imamnya berhadas maka shalat ma'mum tetap shah,tidak perlu meulang shalatnya.
 seandainya suami menthalak,istrinya pada tempat gelap atau ada dinding antara mereka dan ternyata yang ia thalak bukan istrinya maka tetap jatuh thalaknya.dan masih banyak lagi contoh2 lain.
AL"ISTIGOL BI GOIRIL MAQSUD I"RODUN ANIL MAQSUD
(berpaling dari tujuan yang dimaksud sehingga batal dengan sebab ada tujuan) 

  meambil hak suf"ah  pembeli ketika bertemu dengan penjual bahwa ia membelinya dengan harga murah maka gugur hak suf"ah nya.


LA YUNKARUL MUHTALAF PIHI WA INNA MA YUNKARU ALMUJMA ALAIH
(tidak boleh diinkari sesuatu yang diperselisihkan ulama  dan hanya sanya wajib diinkari pada kesepakatan ulama)


  ulama SYAFI"I berpendapat perahan anggur itu haram dan ABU HANIFAH berpendapat halal perahan anggur itu,imam mazhab berbeda pada halal dan haramnya perahan anggur maka tidak boleh dikenakan sangsi orang yang meminumnya(la yunkarul muhtalaf pihi). 
  kalau ulama sudah sepakat atas  hukum haramnya seperti minum khomar,liwat, dan menjima binatang maka tetap di beri sangsi(hukum had).

 terkeluar dari ini qoidah: 

 menjima budak perempuan yang digadaikan walaupun pemilik budak mengijinkan menjimanya tetap wajib hukum had apabila ia jima,tapi dijaman sekarang tidak ada lagi budak.

 apabila ada perkara dipengadilan dan qodinya berpendapat haram meminum khomar (bermajhab SYAFII ) dan yang terdakwa berpendapat halal(mazhab HANAFI) maka terdakwa tetap diberikan hukuman had karna tidak boleh bagi qodi memutuskan hukum yang berbeda dari keyakinannya.
 tidak dijadikan patokan mazhab qodi pada had jina yang subhat,baik subhat mazhab/subhat pa'il/subhat tempat (mahal) dan tidak dijadikan patokan mazhab qodi juga pada subhat(samar) yang berbeda ulama pada had pencuri dan perampok.


 seandainya istrinya bermazhab hanafi yang membolehkan minum perahan anggur,lalu istrinya itu ingin meminumnya maka suami boleh melarangnya karna suami punya hak atas istrinya.


   masih banyak sekali qoidah yang tidak ana sebutkan disini tapi dikesempatan berikutnya ana akan sebutkan lagi salah khilaf mohon maaf,sampai ketemu lagi dikesempatan berikutnya

 

 
 

 






Selasa, 24 Mei 2011



SEMUA TERJADI KARENA SUATU ALASAN

Semua dimulai dari impianku. Aku ingin menjadi astronot.

Aku ingin terbang ke luar angkasa. Tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang tepat.

Aku tidak memiliki gelar. Dan aku bukan seorang pilot. Namun, sesuatu pun Terjadilah.
Gedung Putih mengumumkan mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51-L pesawat ulang-alik Challanger. Dan warga itu adalah seorang guru.

Aku warga biasa, dan aku seorang guru. Hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington . Setiap hari aku berlari ke kotak pos.Akhirnya datanglah amplop resmi berlogo NASA. Doaku terkabulkan. Aku lolos penyisihan pertama. Ini benar-benar terjadi padaku.
Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan impianku semakin dekat saat NASA mengadakan test fisik dan mental. Begitu test selesai, aku menunggu
dan berdoa lagi. Aku tahu aku semakin dekat pada impianku.

Beberapa waktukemudian, aku menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center . Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang, dan kini aku menjadi bagian dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Ada simulator, uji klaustrofobi, latihan ketangkasan, percobaan mabuk udara. Siapakah di antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini ? ... Tuhan, biarlah diriku yang terpilih, begitu aku berdoa.Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memilih Christina McAufliffe. Aku kalah. Impian hidupku hancur. Aku mengalami depresi.

Rasa percaya diriku lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaanku. Aku mempertanyakan semuanya. Kenapa Tuhan? ... Kenapa bukan aku? ... Bagian diriku yang mana yang kurang? ... Mengapa aku diperlakukan kejam? ...

Aku berpaling pada ayahku. Katanya, "Semua terjadi karena suatu alasan."

Selasa, 28 Januari 1986, aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku menantang impianku untuk terakhir kali. Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku?.

Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan menghapus semua keraguanku saat Challanger meledak, dan menewaskan semua penumpang.
Aku teringat kata-kata ayahku,"Semua terjadi karena suatu alasan."

Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiranku di bumi ini.

Aku memiliki misi lain dalam hidup. Aku tidak kalah; aku seorang pemenang.

Aku menang karena aku telah kalah.

Aku, Frank Slazak, masih hidup untuk bersyukur pada Tuhan karena tidak semua doaku dikabulkan.

Tuhan mengabulkan doa kita dengan 3 cara :

1. Apabila Tuhan mengatakan YA
Maka kita akan mendapatkan apa yang kita minta

2. Apabila Tuhan mengatakan TIDAK
Maka kita akan mendapatkan yang LEBIH BAIK

3. Apabila Tuhan mengatakan TUNGGU
Maka kita akan mendapatkan yang TERBAIK sesuai dengan kehendak NYA

Tuhan tidak pernah terlambat, DIA juga tidak tergesa-gesa namun DIA tepat waktu.



Sumber : google

3 Bulan Tidak Mampu Memandang Wajah Suami


Perkawinan itu telah berjalan 4 tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailaj kanan kiri berbisik
bisik: ” kok belum punya anak juga ya?”. Dari berbisik bisik, akhirnya menjadi berisik. Tanpa sepengetahuan siapapun, suami istri itu
pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaan. Hasil Lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita
yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti peluang
baginya untuk hamil dan mempunyai anak.
Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan : inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan :
alhamdulillah. Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil Lab dan sama sekali tidak memberitahukan istrinya
dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki laki.
Sang suami berkata kepada sang dokter:” saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi tolong, nanti anda jelaskan
kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa apa. Kontan saja sang dokter menolak dan terheran
heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah
tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.
Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri
ia memasuki ruang dokter. maka sang dokter membuka aplop hasil lab,”… Ooooh, bapak yang mandul, sementara istri bapak tidak ada
masalah, dan tidak ada harapan bagi bapak untuk sembuh.
Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata : inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah
sesorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah Swt. Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun
pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.
Lima tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik detik yang sangat
menegangkan, dimana sang istri berkata kepada suaminya: ” Wahai suamiku, saya telah bersabar selama sembilan tahun, saya tahan tahan
untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:” betapa baik dan shalihahnya sang istri itu yang
terus setia mendampingi suaminya selama sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”.
Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan
lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak anakku, menimangnya dan mengasuhnya.
Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata:” istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita
mesti….,mesti…. dan mesti…”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di hadapannya. Akhirnya sang istri berkata
:” OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, tidak lebih”. Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga
Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya. Beberapa hari kemudian, tiba tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab
mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal. Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah
memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya:” semua ini gara gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku
seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi,
saya akan…saya akan…”.
Sang istri pun bed rest dirumah sakit. Disaat yang genting itu, tiba tiba suaminya berkata:” Maaf, saya ada tugas keluar negeri dan
saya berharap semoga engkau baik baik saja”. Haah, pergi?”. Kata sang istri.” Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari
donatur ginjal, semoga dapat”. kata sang suami.
Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi
pemasangan ginjal dari sang donatur. Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya:” suami apaan dia itu,
istrinya dioperasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”. Operasi berhasil dengan sangat baik.
Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda tanda orang yang kelelahan.
Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak lain melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk
istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapapun selain dokter yang dipesanya agar menutup rapat rahasia tersebut.
Dan subhanallah….Setelah sembilan bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut.
keluarga besar dan para tetangga. Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3 nya di
sebuah fakultas Syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan
Al Quran dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim. Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa
menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku
harian tersebut, membuka bukanya, dan membacanya. Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah
tangganya. Ia menangis meraung raung, Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi jadinya, ia berkali kali mengulang
permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas sura telepon istrinya dengan menangis pula.
Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara
dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangya sama sekali.
Saya tidak akan menyimpulkan tentang kisah ini. Semoga rekan rekan semua dapat mengambil hikmah dari kisah diatas.
Amin





Sumber : http://pejuangikhlas.wordpress.com/

JODOH



  Penulis : Inayati

Hidup memang penuh kejutan, setidaknya bagiku. Semuanya berawal dari pembicaraanku dengan Mama sebulan yang lalu. Aku dan Mama sedang sarapan saat Mama tiba-tiba membuka pembicaraan.
“Sampai kapan Mama harus mengurus kamu, Bram?” Pertanyaan Mama membuatku tertegun.
”Maksud Mama?” aku menatap Mama. Mencoba menerka arah pembicaraannya.
”Yah, bukankah sudah saatnya ada perempuan lain yang menemani kamu sarapan?” Mama tersenyum menatapku.
Mungkin memang sudah waktunya aku menikah. Tahun ini usiaku tiga puluh lima tahun. Penghasilanku sebagai manager di salah satu perusahaan asing cukup memadai untuk berumah tangga. Apalagi yang ditunggu? Pertanyaan ini sudah sangat sering kudengar dari kerabat ataupun kolegaku.
Aku tersenyum kecil.
”Mama tahu, kamu merasa bertanggungjawab kepada Mama dan adik-adikmu. Tetapi jangan lupakan yang satu itu. Mira sudah berkeluarga, Dewi juga. Sementara Mama sudah lebih dari cukup menerima perhatianmu. Mama sangat bersyukur memiliki anak sepertimu.”
Aku terdiam.
”Bram, Papa titip Mira dan Dewi…juga Mama…” Papa berbisik perlahan sehari sebelum kematiannya, sepuluh tahun yang lalu. Saat itu, Mira baru saja masuk kuliah dan Dewi masih kelas satu SMU. Sejak itu, hari-hariku kuisi dengan kerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
”Bram…” Mama menunggu jawabanku.
”Iya, iya, Insya Allah. Ma…”
Mama benar. Tidak ada lagi alasan bagiku untuk menunda rencana berkeluarga. Dewi sudah menikah tiga bulan yang lalu. Amanah Papa sudah kutunaikan. Persoalannya adalah, siapa wanita yang akan kunikahi? Aku tidak pernah pacaran. Aku takut terjebak melakukan perbuatan yang tidak baik. Alternatif calon juga tidak ada. Jadi, siapa yang akan kulamar?
Sebenarnya, aku bisa minta bantuan kepada orang lain. Mama, kerabat atau kolegaku dengan senang hati pasti akan berusaha membantu. Tetapi, sebelum meminta bantuan orang lain, aku akan sholat istikharah dulu. Aku ingin melangkah dengan tenang.
Dan terjadilah keajaiban itu. Setelah dua kali sholat, tiba-tiba Laras muncul dalam mimpiku. Begitu jelas. Laras? Aku tercengang. Laras adalah teman kuliahku di Pasca Sarjana. Sudah hampir dua semester ini aku kuliah lagi di salah satu PT terkenal di Jakarta. Ia sangat cerdas dan rasional. Ia juga kerap membantaiku dalam diskusi-diskusi di ruang kuliah.
”Menurut saya, teori yang saudara gunakan untuk menganalisa persoalan ini tidak tepat. Terlalu dipaksakan…” Komentar Laras saat membantaiku seminggu sebelumnya terngiang kembali di telingaku. Komentar yang diucapkannya dengan santun itu selalu membuatku gelagapan. Komentarnya selalu logis, ilmiah dan sulit dibantah. Sudah berkali-kali aku dan teman-teman ’dibantainya’.
Ya, mengapa harus Laras? Perempuan yang kepribadiannya begitu kuat dan tenang, sampai tidak ada pria yang berani menjalin hubungan lebih dekat dengannya. Sebenarnya Laras baik, sangat baik. Ia tidak pernah segan membantu orang lain atau berkata kasar. Tetapi aku benar-benar sungkan menghadapinya. Apalagi membayangkan harus melamarnya.
Mimpi itu juga menyisakan pertanyaan buatku. Benarkah ini isyarat Allah? Atau, aku diam-diam menyukainya sehingga sosok Laras muncul dalam mimpiku. Aku bimbang.
“Bagaimana, Bram?” Mama meminta kejelasan dariku dua minggu kemudian. Aku hanya mampu tersenyum kecut.
“Belum ada calon? Apa perlu Mama bantu?” Mama menatapku.
Aku tergagap. “Tidak perlu, Ma. Saya akan mencoba mencari sendiri saja.” Mama tersenyum. Aku menarik napas lega. Untuk sementara aku berhasil menenangkan Mama.
Malamnya, aku mencoba menenangkan diri dan mulai sholat istikharah lagi. Kali ini, aku mencoba lebih tenang dan pasrah kepada Allah. Aku mencoba melepaskan segala kebimbangan dan sungguh-sungguh meminta keputusan-Nya.
Aku berjalan bersisian dengan Laras. Begitu dekat. Laras tersenyum. Manis dan sangat lembut. Mimpi itu lagi! Aku terbangun menjelang pukul tiga dinihari. Sebentuk perasaan aneh masih sempat kurasakan saat aku terbangun. Indah!
Apakah Laras memang jodohku? Pertanyaan itu kembali bermain dalam benakku. Aku mencoba menelisik kembali kejernihan hatiku. Benarkah aku memang tidak terobsesi kepada Laras? Aku mengurai kembali semua interaksiku dengan Laras. Sejak pertemuan pertama.
”Saya Laras!” Ia memperkenalkan diri dengan lugas, tanpa senyum. Juga tanpa jabat tangan. Aku hanya mengangguk.
”Bram.” Aku menyebutkan namaku. Dingin, tapi cukup sopan. Itu kesan pertamaku. Ia tidak genit atau cerewet seperti satu dua orang perempuan yang pernah kukenal. Seingatku, tidak pernah ada momen istimewa antara aku dengan Laras. Benar-benar hanya hubungan antar teman kuliah. Aku malah lebih akrab dengan Susi, teman kuliahku yang lain. Aku juga tidak pernah merasa ’aneh’ saat berinteraksi atau berpapasan dengannya. Bahkan ketika aku nyaris bertabrakan dengannya. Semua wajar dan biasa saja.
So? Aku masih tetap ragu. Kuputuskan untuk menunggu sampai benar-benar merasa yakin. Dan selama masa menunggu itu, terjadi suatu peristiwa yang semakin membuatku merasa ciut menghadapi Laras.
”Maaf…” Laras mengacungkan tangan. Semua mata tertuju kepadanya. Aku menahan napas. Apa yang akan dikatakannya kali ini. Aku berdebar-debar menunggu komentarnya atas makalah yang kupresentasikan.
”Menurut saya, makalah ini tidak memenuhi kualifikasi ilmiah.” kata-kata itu diucapkannya dengan nada meminta maaf. Aku terkejut. Makalah ini memang kusiapkan dengan terburu-buru. Pekerjaanku di kantor sedang bertumpuk. Beberapa teman menggumam. Dosenku tersenyum kecil. Ia sudah biasa menghadapi Laras.
Aku tersinggung dan merasa dipermalukan. Ini adalah komentar paling tajam yang pernah dilontarkan Laras kepadaku. Walaupun kemudian aku bisa menerimanya saat ia dengan argumentatif menjelaskan kelemahan makalahku.
Kejadian itu membuatku semakin ragu. Entahlah, barangkali aku merasa tidak siap mempunyai istri yang dapat membantaiku setiap saat. Atau mempertanyakan kebijakanku sebagai suami. Aku memang tidak terbiasa dipertanyakan seperti itu. Kedudukanku sebagai anak tertua dan tulang punggung keluarga membuat adik-adikku dan Mama memperlakukanku secara istimewa. Apa kata Mas saja, terserah Mas… Selalu itu yang kudengar dari mereka. Kalaupun mereka tidak sependapat denganku, tidak pernah ada yang secara lugas menyatakan ketidaksetujuannya. Begitu juga dengan bawahanku di kantor.
Aku semakin tidak berani menghadapinya setelah peristiwa itu. Jadi, untuk sementara aku terpaksa menenangkan diri lagi. Tapi desakan dari Mama tiga hari yang lalu membuatku terpaksa bertindak.
”Bram, mungkin sudah waktunya Mama membantu. Sudah sebulan, dan kamu belum juga bertindak apa-apa. Mama sudah semakin tua, Bram. Belakangan ini, Mama semakin sering sakit. Mama tidak ingin terjadi sesuatu pada diri Mama sebelum kamu menikah…” Mama berkata setengah memohon. Aku menunduk.
”Bram…”
Aku menatap Mama. Mama menarik napas panjang. Aku menunggu Mama bicara.
”Kalau tiga hari lagi tidak ada keputusan, Mama akan mencari calon untuk kamu. Kamu kenal Nita? Anak Bu Retno? Nita baik, lho… Dia juga cantik dan terpelajar…” Bla…bla…bla. Hampir lima belas menit Mama bercerita tentang Nita. Aku kenal Nita. Nita memang baik, tetapi bukan itu persoalannya. Aku ingin menuntaskan masalah Laras dulu.
Tidak ada jalan lain. Akhirnya, kumantapkan hatiku untuk bicara dengan Laras. Tapi, bagaimana caranya? Lewat telepon? Nomer telepon Laras saja aku tidak punya. Atau, mengajaknya bicara secara langsung? Bagaimana kalau ia menolak dan membantaiku seperti ia membantai makalahku?
Akhirnya, kuputuskan untuk meminta nomer telepon Laras dari Susi. Aku berhasil menghindar dari pertanyaan Susi dengan memberinya sebentuk senyuman aneh. Untungnya, ia tidak bertanya lebih jauh.
Malamnya, aku mencoba menelpon Laras. Aku menggenggam Hp-ku dengan perasaan tidak karuan. Dengan tangan gemetar aku menelponnya.
”Halo, Assalamu’alaikum!” Suaranya terdengar tegas. Tiba-tiba aku merasa tidak siap berbicara dengannya.
”Halo! Halo!”
Aku mematikan Hp-ku. Looser! Gerutuku dalam hati. Aku benar-benar tidak berdaya.
”Bram, waktunya tinggal hari ini.” Mama menatapku serius saat aku berpamitan tadi pagi.
”Ya, Ma. Aku usahakan.” Aku menjawab ragu.
Jadi, hari ini, mau tidak mau aku harus bicara dengan Laras. Aku berangkat ke kampus dengan gugup. Sampai di kampus, aku mencari-cari Laras. Sosoknya tidak kelihatan sampai kuliah dimulai. Lebih kurang lima belas menit setelah kuliah dimulai, Laras muncul. Ia menuju kearahku dan mengambil tempat di sebelahku, satu-satunya tempat kosong yang tersisa siang itu. Laras duduk dengan tenang di sebelahku dan segera mengikuti kuliah. Aku semakin gelisah. Tubuhku mulai berkeringat.
Kuliah usai. Aku menunggu kesempatan untuk bicara dengannya. Aku sengaja memperlambat berkemas sambil menunggunya. Satu persatu teman kuliah meninggalkan ruangan. Akhirnya, setelah ruangan cukup sepi, aku memberanikan diri untuk bicara dengannya.
”Laras! Boleh saya bicara?”
Laras menghentikan kesibukannya membereskan buku-buku dan beberapa makalah yang berserakan.
“Ya.” Ia melanjutkan kesibukannya tanpa menatapku sama sekali.
Tanganku gemetar. Suaraku tersekat di tenggorokan.
”Ada yang bisa saya bantu?” Laras akhirnya melihat ke arahku. Ia mulai kelihatan tidak sabar dengan sikapku. Ia sudah selesai membereskan buku-bukunya.
Aku masih tidak mampu bicara. Keringat dingin semakin membasahi tubuhku. Ya Allah, aku benar-benar grogi.
”Bram!” suara Laras meninggi.
Aku menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri sejenak. Yudi, satu-satunya teman yang masih berada di ruang kuliah menoleh ke arah kami.
“La..ras…” Suaraku tersendat.
Laras menatapku bingung.
“Ehm…would you…ehm…marry me?” aku tergagap. Akhirnya, keluar juga perkataan itu dari mulutku.
Laras menatapku heran. Ia menunduk, berpikir sejenak. Aku menunggu. Rasanya seperti menunggu sebuah vonis.
”Kupikir, itu bukan ide yang baik.” Katanya setelah beberapa menit terdiam. ”Aku duluan, Bram. Assalamu’alaikum…”
Aku terpana. Aku masih juga terpana saat tiba-tiba Yudi menepuk pundakku.
“Apa tidak ada cara yang lebih romantis, Bung?” Yudi tersenyum. Aku salah tingkah.
Begitulah, proses perjodohanku terpaksa kandas di tengah jalan. Aku tidak patah hati. Tentu saja karena aku memang tidak pernah jatuh cinta pada Laras. Tetapi kuakui, aku cukup terpukul dengan kenyataan ini. Ternyata, aku tidak cukup pandai membaca isyarat Allah. Atau, caraku yang tidak baik? Melamar di ruang kuliah tanpa prolog seperti itu memang naif sekali.
Sore itu aku pulang dengan lemas. Mama duduk di teras, sedang asyik dengan koran sore dan secangkir teh hangat. Setelah mencium tangan Mama, aku menghempaskan tubuh di kursi.
Mungkin Mama bisa menangkap kegetiranku. Mama mengusap rambutku. Aku bersyukur Mama tidak membuka pembicaraan mengenai perjodohanku. Aku tidak siap.
Sepanjang sore itu aku mencoba menenangkan diri. Aku mencoba bersikap realistis menghadapi kenyataan ini. Aku percaya, Allah akan memberikan seorang pendamping untukku.
Pikiranku masih tidak menentu saat aku bangun tadi pagi. Aku sholat istikharah lagi tadi malam. Tapi kali ini, aku tidak memperoleh isyarat apa-apa. Akhirnya, kuputuskan untuk bicara dengan Mama. Toh, Nita gadis yang baik juga.
Aku mendahului bicara sebelum Mama bertanya tentang keputusanku.
”Ma…”
”Ya? Kenapa, Bram?”
”Aku…” Aku terdiam sejenak. Aku baru akan melanjutkan ucapanku saat sebuah pesan masuk. Aku meraih HP yang tergeletak di meja dengan enggan.
Laras???
Apa lagi yang akan dikatakannya sekarang? Berdebar aku membuka pesannya.
Setelah saya pikirkan lagi, ide kamu tidak terlalu buruk. Tawarannya masih berlaku?
Aku terpana. Hidup memang penuh kejutan.
(Pasar Minggu, 16 Januari 2003)




Sumber : http://ceritacinta.net/

Sebab Doa Tidak (Belum) Terkabul


Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Al Mu’min : 60)

Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (QS. Faathir : 5)

Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan doa hamba-Nya) (QS. Huud : 61)

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang AKU, maka (jawablah), bahwasanya AKU adalah dekat. AKU mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-KU, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-KU) dan hendaklah mereka beriman kepada-KU, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah 186)

Dari ayat-ayat tersebut di atas disebutkan bahwa Allah SWT berjanji akan memperkenankan doa setiap hamba-NYA. Dan kita (yang beriman) tentu yakin bahwa Allah SWT tidak mungkin mengingkari janjinya itu. Lalu, sebagian besar dari kita pun sering dihadapkan pada sebuah pertanyaan sederhana, atau lebih tepatnya keluhan yakni mengapa doa saya tidak (belum) terkabul ?. Malah ada yang berkata “Ya, Allah, mengapa Engkau tidak memperkenankan doaku, padahal setiap hari aku tidak pernah lalai beribadah kepadamu, sholat berjamaah 5 kali sehari , puasa ramadhan dan puasa-puasa sunnah sudah kukerjakan, sedekah hampir setiap hari kulakukan.. dan sebagainya.. dan sebagainya. Tetapi mengapa belum juga hamba diberi apa yang hamba inginkan?”.

Akhirnya ada di antara kita yang mulai meninggalkan sholat sedikit-sedikit, mulai kurang rajin bersedekah, tidak lagi menjalankan puasa-puasa sunnah, hanya karena menganggap doa-doanya tidak dikabulkan. Benarkah demikian ? Benarkah doa kita tidak dikabulkan ? Mengapa ? Marilahkita simak pembahasan ringan dibawah ini:

Rosulullah Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidaklah seorang Muslim berdoa kepada Allah SWT dengan sebuah doa yang tidak berisi dosa dan permintaan untuk memutuskan silaturahim melainkan Allah SWT akan mengurniakan kepadanya salah satu dari tiga perkara: Allah SWT akan segera memakbulkan doanya atau Allah SWT akan menyimpan doanya sebagai pahala di akhirat nanti atau Allah SWT akan menghindarkan dirinya dari suatu keburukan (dibalik doanya tersebut). Mereka lalu berkata: Kalau begitu kami harus memperbanyak berdoa. Selanjutnya beliau bersabda: Apa yang Allah SWT kurniakan kepada kalian lebih banyak dari yang kalian minta”. (HR. Imam Ahmad)

Dari hadist tersebut di atas, disebutkan bahwa jika seorang (YANG BERIMAN) itu berdoa, maka hanya ada tiga perkara yang bisa terjadi:

1. Allah SWT segera memakbulkan doanya atau,
2. Allah SWT akan menyimpan doanya sebagai pahala di akhirat nanti, atau
3. Allah SWT menghindarkan dirinya dari keburukan dibalik doanya tersebut (yang dia tidak ketahui).

Bagi yang tahu dan memahami hadits ini serta yakin akan kebenarannya, tentu tidak masalah dan tidak akan berburuk sangka kepada Allah SWT. Dia akan terus bersabar dan yakin dengan ketiga kemungkinan tersebut. Dari pernyataan saya di atas, sebenarnya sudah mulai bisa ditebak ke arah mana jawaban dari mengapa doa seseorang itu tidak (belum) dikabulkan. Saya berikan huruf besar pada kutipan kata berikut yang jelas-jelas “BAHWA ALLAH SWT TIDAK AKAN MENGABULKAN DOA ORANG-ORANG YANG TIDAK BERIMAN KEPADA-NYA”.

“Dan Dia memperkenankan doa orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh……”.(QS. Asy Syuura: 26)

Sudah jelas, bukan? Allah memperkenankan doa orang-orang yang BERIMAN kepada-NYA. Pertanyaannya pun kembali pada diri kita, SUDAHKAH DIRI KITA BERIMAN atau SUDAH CUKUP PANTASKAH DIRI KITA INI DIMASUKKAN DALAM GOLONGAN ORANG-ORANG YANG TELAH BERIMAN?. Coba renungkanlah!

Namun bagaimanapun juga, bagi sebagian dari kita yang masih awam dan belum memiliki konsep pemikiran yang matang, sudah barang tentu akan terus-menerus melontarkan pertantanyaan; mengapa doa saya tidak dikabulkan? Sederhana saja, kembali simaklah penjelasan di bawah ini tentang sebab tertahannya atau belum dikabulkannya sebuah doa:                                                                                                                       

1. Masih Senang Berbuat Maksiat/Dosa:

       Bagaimana mungkin Allah SWT ingin menjawab (doa) permintaannya itu sekiranya seseorang itu senantiasa bergelimang dengan perbuatan dosa dan maksiat serta banyak meninggalkan kewajiban – kewajiban yang telah diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasul-NYA. Sabda Rasulullah SAW:

Demi Allah SWT yang jiwaku berada di tangan-NYA, kamu harus mengerjakan segala yang baik (makruf) dan meninggalkan segala yang keji (mungkar), atau jika tidak Allah SWT pasti akan menurunkan siksa atas kalian, dan sekiranya kalian berdoa tidak akan makbul”. (HR. Tirmidzi)

Satu hal yang harus kita akui bahwa sampai hari banyak di antara kita yang memang kelihatannya alim atau rajin beribadah, namun maksiat-nya juga jalan baik secara terang-terangan maupun diam-diam. Ibadahnya kepada Allah memang jalan, namun maksiat-nya juga ikutan jalan dan perilakunya kepada sesama manusia masih jauh dari nilai-nilai akhlak seorang muslim. Setiap hari kita sholat, puasa setiap senin-kamis, namun hampir setiap hari pula kita bergosip (ghibah), berdusta, ingkar janji, fitnah sana sini, melihat hal-hal yang diharamkan dan lain sebagainya.

Kita juga banyak yang merasa ibadah kita sudah baik, padahal belum tentu ibadah yang kita kerjakan sehari-hari itu diterima oleh-NYA. INGAT!!! syarat diterimanya suatu ibadah itu hanya dua yakni dilandasi ikhlas lillahi ta’ala dan caranya benar sesuai syariat atau tuntunan (sunnah). Untuk mencapai ikhlas dalam beribadah bukanlah perkara mudah, padahal merupakan syarat utama ibadah. Dan tantangan beribadah hari ini juga semakin berat dengan munculnya berbagai macam bid’ah dan aliran-aliran yang mengklaim cara beribadah merekalah yang paling benar. Selanjutnya, Allah SWT menyindir :

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)”. (QS. An-Naml : 62)

Ya, sebuah sindiran yang benar dan harus kita akui: “..amat sedikitlah kamu mengingat-NYA”. Jangan-jangan kita juga termasuk dalam golongan orang-orang yang “jarang mengingat Allah”. Tanya siapa ? Tanyakan pada diri kita dan camkanlah bahwa orang yang senantiasa benar-benar ingat Allah, pastinya akan takut berbuat dosa dan maksiat!

2. Tidak Peduli Halal Haram:
  
Mana mungkin Allah SWT SWT akan memperkenankan sesuatu permohonan jika hamba-hamba-NYA dalam kehidupan sehari-harinya tidak mempedulikan perkara halal dan haram dari segi sumber rezeki, makanan dan pakaian-pakaiannya.
Kemudian Baginda (Rosulullah SAW) menyebutkan tentang seseorang yang sedang dalam perjalanan panjang, rambutnya kusut dan berdebu. Dia berdoa sambil menadahkan tangannya ke langit, dia berucap: Ya Rabbi, Ya Rabbi, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia dikenyangkan dengan makanan yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya dikabulkan?. (HR. Muslim).
“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari benda-benda yang baik (yang halal) yang telah Kami berikan kepada kamu, dan bersyukurlah kepada Allah SWT, jika betul kamu hanya beribadah kepada-NYA”. (QS Al-Baqarah:172).
“Wahai Rasul-rasul, makanlah dari benda-benda yang baik lagi halal dan kerjakanlah amal-amal soleh; sesungguhnya Aku Maha Mengetahui akan apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Mukminun: 51).

3. Melampaui batas:

Di dalam Al-Qur’an banyak dijelaskan bahwa yang digolongkan sebagai orang-orang yang melampaui batas itu diantaranya yaitu para pendusta lagi ingkar janji, orang yang sombong, orang jahil, orang yang memutuskan tali silaturahim dan sebagainya.
“Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas”. (QS. At-Taubah : 10)
“Sesungguhnya Fir’aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Yunus : 83).
"Padahal Allah SWT sering menegaskan bahwa DIA tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas". (QS. Al-A’raaf: 55, QS Al-Baqarah 190, QS. Al-Maidah : 87)

4. Tidak Mensyukuri Nikmat-NYA.:

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS. Yunus: 12).
“Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa”. (QS. Fushshilat: 51)

Lagi-lagi Allah menyindir kita dengan ayat-ayat tersebut. Dan harus kita akui, saat kita senang, kita sering lupa kepada-NYA. Namun begitu kita tertimpa musibah atau bencana, dengan penuh linangan air mata kita menyebut-nyebut nama-NYA. Saat senang kita tidak berdoa, namun begitu kehidupan kita mulai susah, hutang di sana sini menumpuk, penyakit tiba-tiba datang, kita mulai rajin ke mesjid, mulai rajin ngaji, sholat tahajjud dan sebagainya. Tanpa kita sadari kita telah masuk dalam golongan orang-orang yang melampaui batas, golongan yang tidak disukai oleh-NYA. Maka jika Allah SWT sudah tidak menyukai kita, akankah doa kita makbul ?

Satu hal lagi, syukurilah apa yang ada pada diri kita, jangan hanya ‘memandang’ terus ke atas. Syukurilah apa yang kita miliki saat ini. Jangan sampai kita terus berdoa seperti ini: “Ya, Allah berikanlah hamba rezki yang banyak agar dapat membeli sepeda motor”. Begitu kita mendapat rezki untuk membeli sepeda motor, lagi-lagi kita berdoa, “Ya, Allah berilah hamba rezki agar bulan depan dapat membeli mobil”. Begitu mendapat mobil, kita berdoa lagi agar bisa membeli kapal pesiar pribadi, pesawat pribadi, kapal bahkan jet tempur pribadi ! Na’udzubillah. Jangan sampai kita terpedaya oleh kenikmatan dunia yang hanya sesaat (QS. Faathir : 5).


SARAN DAN KESIMPULAN :
Allah berjanji akan mengabulkan setiap permohanan (doa) seorang hamba-NYA (DENGAN SYARAT) selama hamba itu menaati perintah-NYA atau beriman kepada-NYA, atau selama hamba-NYA itu tidak terpedaya oleh tipuan syaithan yang terkutuk.
Satu nukilan lagi, dari Syekh Abu Muhammad Abdul Aziz al-Mahdawi, mengutip: “Siapa pun yang tidak menyerahkan pilihannya dengan suka rela kepada Allah SWT, maka orang tersebut terkena istidraj (sanjungan yang terhinakan). Orang tersebut termasuk golongan mereka yang disebut oleh Allah SWT: Penuhilah kebutuhannya, karena AKU benci mendengarkan keluhannya”.

Akhir kalam, hendaklah kita tidak berburuk sangka kepada-NYA apabila DIA tidak memperkenankan sesuatu permintaan hamba-NYA. Karena Allah SWT Maha Tahu dan ingin memberikan sesuatu yang lebih baik dari apa yang dipinta oleh hamba-NYA itu. Dan jangan sampai kita hanya berdoa saja tanpa berusaha semaksimal mungkin untuk meraih yang apa yang kita inginkan dalam doa tersebut. Jika kita ingin dikaruniai banyak rejeki atau sukses, maka sudah seharusnya kita berusaha dan bekerja keras dengan sungguh-sungguh. Jangan hanya berdoa terus tapi lebih sering bermalas-malasan atau setiap hari fesbukan melulu hingga melalaikan pekerjaan atau kegiatan yang lebih bermanfaat (ibadah).


sumber : google